Seperti yang gue bilang sebelumnya, gue seneng nulis. Bahkan kalau bisa nantinya gue bisa jadi penulis di bandingkan "advokat", sesuai dengan ilmu yang gue pelajari di bangku kuliah saat ini. kali ini saya ingin nerbitin lagi cerpen yang gue tulis dua tahun lalu ketika saat itu gue dilanda badai "galau". cerpen ini tidak ada hubungannya sama kehidupan gue, alias fiksi.
inilah cerpen galau dua tahun lalu itu, check this out!
Cinta supir angkot
Daun – daun kering berguguran
seakan mengerti apa yang telah terjadi kepadaku sampai aku merasa putus asa dan
hilang arah. Semua ini karena aku terlalu percaya akan cinta dan lupa tentang
kenyataan yang telah ditakdirkan kepadaku. Aku memang tak tahu diri karena
merasa bisa menaklukkan cinta sang putri impian dari istana khayalku. Padahal aku ini
hanya seorang rendahan yang bermodal cinta dan harga diri seorang pria. Mungkin
kisah cintaku ini akan jadi berbeda jika aku punya uang dan wajah yang rupawan.
Karena di zaman sekarang cinta telah diperbudak oleh materi belaka.
Semua
itu berawal beberapa minggu yang lalu.
Panas terik matahari serta aroma polusi jalanan sudah menjadi makanan
sehari-hari dalam menjalani profesiku ini yaitu seorang supir metro mini. Semua
ini kulakukan demi membantu orang tua untuk membayar uang sekolah adik-adik ku,
karena semenjak ayah telah tiada aku telah memikul tanggung jawab sebagai
tulang punggung keluarga. Aku rela tidak melanjutkan kuliah demi mereka. Bagiku
mereka harta paling berharga yang ditinggalkan Ayah untuk kujaga dengan taruhan
nyawaku sendiri.
Aku
baru menekuni pekerjaanku selama 3 bulan dan baru kali aku merasakan perasaan
yang tidak biasa ketika bertemu dengan salah satu penumpang wanita yang
menggunakan jasa angkot ku ini. Dialah sang putri impian yang sering muncul
ketika ku bermimpi di heningnya malam. Namanya Cinta, ya anak orang kaya yang
naik diatas angkot yang ku kendarai karena mobilnya yang kelihatannya lumayan
mahal tiba-tiba mogok tepat di tempat saya dan teman supir lainnya menunggu
penumpang. Siapa sangka ia akan naik diangkotku dan duduk di jok depan tepat
disampingku. Sungguh betapa terpesonanya diriku ini ketika kulihat dia pertama
kali. Wajahnya yang tidak kalah dengan artis sinetron ibu kota serta
dandanannya yang menandakan ia berbeda dengan penumpang lainnya terpampang jelas
di depan mataku. Selama diperjalanan tak hentinya aku tuk curi-curi pandang
terhadapnya,kadang kedua mata kami saling menatap tapi aku langsung mengalihkan
perhatian karena malu. Mungkin wanita itu sudah liat ekspresi wajah ku yang
lagi merah karena malu. Ternyata Cinta merupakan salah satu mahasiswa jurusan
kedokteran Universitas Nusa Bangsa.
Setiap
hari kutunggu dia di saat pagi dan di jam pulang kuliah tapi ternyata sia sia
karena mungkin ia lebih senang untuk mengendarai mobil mewahnya dibandingkan
naik angkot. Beberapa hari ini hatiku merasa gunda karena tidak dapat melihat
wajah Cinta yang bercahaya layaknya sinar rembulan. sudahlah, pertemuanku
dengan Cinta mungkin karena suatu kebetulan.
Yang
kini harus aku pikirkan ialah bagaimana cara menghilangkan bayang-bayang
dirinya yang selalu hinggap di dalam pikiranku . sungguh tidak bisa. Sepertinya
aku harus kembali ke kampus Cinta tidak peduli apakah iya peduli atau tidak
akan kehadiranku. Tidak seperti yang kubayangkan pertemuanku disertai dengan
insiden. Aku bertemu dengan cinta ketika ia di cegat oleh para rampok yang
sering melakukan tindakan kriminalnya di sekitar kampus Cinta. Tanpa berpikir
panjang aku langsung turun dari angkot dan menolongnya dari para rampok itu.
Sebenarnya aku tidak pandai dalam bela diri karena aku bukan seorang yang suka
kekerasan apalagi harus menghadapi tiga rampok sekaligus, aku pasrah saja
tentang apa yang akan terjadi nanti yang penting aku bisa menunjukkan kepada
cinta bahwa aku peduli padanya dan rela berkorban demi dia. Cinta yang berada
di dalam mobilnya sambil menangis melihatku bertarung melawan para rampok yang
menghadangnya, semoga saja ia ingat aku. Ketika melawan rampok itu salah satu
dari mereka membawa pisau yang iya taruh dibalik pakainnya yang using. Aku pun
tertusuk pisau oleh salah satu perampok itu. Aku langsung terjatuh sambil
kesakitan di jalan yang sepi itu dan sebelum pingsan aku sempat melihat rampok
itu lari seakan tidak punya rasa bersalah telah menikam seseorang. Setelah itu
akupun tidak tahu apa yang terjadi pada diriku dan Cinta.
Mungkin
aku sudah berada di surga. Ketika tersadar sekilas aku melihat malaikat ada
didepanku. Ternyata itu Cinta, setelah kejadian tadi dia membawaku langsung
kerumah sakit untuk diobati. Rasa sakit akibat tertusuk pisau para perampok itu
masih terasa, sangat sakit. Akhirnya aku sudah sadar sepenuhnya terlihat Cinta
bersama seorang lelaki duduk disampingku ketika menunggu aku siuman. Aku masih
penasaran tentang keberadaan lelaki itu sampai ia memperkenalkan dirinya.
Laki-laki itu bernama Doni dia adalah tunangan Cinta yang akan ia nikahi
setelah Cinta menyelesaikan kuliahnya. Doni berterimakasih kepadaku karena aku
telah menyelamatkan tunangannya yang sangat ia cintai itu terlihat ketika ia
menggenggam tangan Cinta. Ketika ku tahu bahwa mereka berdua telah bertunangan
hatiku terasa sakit bahkan lebih sakit dari pada luka tusukan yang diberikan
oleh para perampok itu.
Lima
hari di dalam kamar kecil dimana disekelilingku hanya terlihat alat medis
membuatku tidak betah maka itu kuputuskan untuk pulang. Bagiku rumah adalah
tempat terbaik untuk istirahat. Diperjalalanan pulang aku hanya bisa berharap
kejadian ini tidak terulang kembali. Mungkin lebih baik aku ganti profesi
sebagai pilot biar bisa ditemanani banyak wanita cantik.
selesai
0 komentar:
Posting Komentar